Kemerdekaan di era digital adalah sebuah paradoks. Di satu sisi, kita memiliki kebebasan yang tak terbatas, tetapi di sisi lain, kita juga menghadapi banyak tantangan.
Kemerdekaan di Era Digital: Lebih dari Sekadar Bebas
Kemerdekaan di era digital adalah sebuah paradoks. Di satu sisi, kita memiliki kebebasan yang tak terbatas, tetapi di sisi lain, kita juga menghadapi banyak tantangan. Generasi Milenial dan Z tumbuh dalam era digital yang menawarkan kebebasan tak terbatas. Kita dapat mengakses informasi, berkomunikasi, dan mengekspresikan diri dengan mudah. Namun, apakah kita benar-benar merdeka? Utamanya di era digital sekarang ini.
Sekarang ini kita dapat bebas menyampaikan pendapat di media sosial, tapi apakah kita selalu bertanggung jawab atas kata-kata kita? Hoaks dan ujaran kebencian adalah masalah serius yang menjadi tantangan. Kita juga memiliki akses informasi hampir tanpa batas, tapi bagaimana kita menyaring mana yang benar dan mana yang salah? Algoritma media sosial seringkali menyajikan informasi yang sesuai dengan preferensi kita saja, menciptakan "filter bubble"
Filter bubble dapat diartikan sebagai situasi dimana seseorang akan memperoleh informasi yang sesuai dengan minat, pandangan, atau preferensi mereka. Ini terjadi karena algoritma yang digunakan oleh platform media sosial, mesin pencari, dan situs web lainnya secara otomatis menyesuaikan konten yang ditampilkan berdasarkan profile pengguna.
Kita dapat membuat konten dan karya sendiri sebagaimana yang kita mau, tapi apakah kita bebas dari tekanan untuk tampil sempurna? Standar kehidupan dan kesuksesan yang tidak realistis seringkali membuat kita merasa tidak cukup baik.
Hoaks, filter bubble dan tekanan yang membuat keluar dari kenyataan adalah tantangan di dunia digital, oleh karena itu perlu kesadaran untuk berjuang merdeka dari diri sendiri, diantaranya:
- Bebas dari Perbandingan: Kita sering membandingkan diri dengan orang lain di media sosial, yang bisa memicu rasa iri dan tidak percaya diri.
- Bebas dari Ekspektasi: Kita perlu belajar untuk tidak selalu memenuhi ekspektasi orang lain dalam mengejar tujuan hidup substansial yang kita inginkan.
- Bebas dari Ketakutan: Ketakutan akan kegagalan, penolakan, atau masa depan yang tidak pasti seringkali menghambat kita untuk meraih potensi penuh dalam mencapai tujuan hidup kita.
Kemerdekaan bukan hanya tentang kebebasan individu, tapi juga tentang tanggung jawab kolektif lintas generasi. Generasi yang lebih tua memiliki peran penting dalam membangun masa depan yang lebih baik. Dari generasi yang lebih tua, melalui contoh tindakan, perlu mempromosikan nilai-nilai sebagai berikut:
- Iman dan taqwa: yang merupakan pondasi bagi kehidupan seorang yang baik agar mendapatkan kebahagiaan dengan rahmat-Nya.
- Integritas: Menjunjung tinggi kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab.
- Empati: Memahami dan peduli terhadap perasaan orang lain.
- Toleransi: Menghargai perbedaan dan keberagaman.
- Kerjasama: Bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
- Tanggung jawab sosial: Peduli terhadap lingkungan dan masyarakat.
Kembali kemerdekaan di era digital adalah sebuah paradoks. Di satu sisi, kita memiliki kebebasan yang tak terbatas, tetapi di sisi lain, kita juga menghadapi banyak tantangan. Kemerdekaan sejati dapat diwujudkan dengan terus berpikir kritis, bertanggungjawab, terus mengembangkan karakter yang baik dan berkolaborasi secara positif dengan orang dan komunitas yang relevan.
Akhirnya, kemerdekaan adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Mari kita terus berjuang untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri dan berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih baik.