Anak usia 3 tahun dapat belajar dengan sangat baik melalui berbagai macam eksplorasi. Saat mengeksplorasi lingkungan sekitarnya ia memanfaatkan seluruh pancaindranya. Kemudian dari dalam benak si Kecil akan muncul banyak pertanyaan, kenapa sesuatu bisa begini dan kenapa bisa begitu.
Pada usia ini, kosakata anak juga semakin kaya, sehingga ia akan senang mendengar cerita dan menggunakan imajinasi mereka untuk membayangkan apa yang sedang diceritakan.
Kemampuannya untuk fokus pada hal yang menurut mereka menarik juga semakin bertambah. Selain itu, Mama juga akan dikejutkan dengan kemampuan si Kecil untuk memecahkan masalah dengan cara yang unik dan mungkin tidak pernah terpikirkan oleh Mama sebelumnya.
Sekarang Mama sudah tahu bukan bagaimana cara yang tepat dalam mendidik anak usia 3 tahun? Setelah itu, apa saja yang perlu Mama ajarkan kepada anak usia 3 tahun agar ia semakin pintar dalam menjalani kehidupan sehari-hari?
Lihat penjelasan lengkapnya berikut ini, Ma!
1. Ajarkan Anak Mengendalikan Emosinya
Hal pertama yang dapat Mama ajarkan pada si Kecil adalah mengajarkan si Kecil untuk mengendalikan emosinya.
Memasuki usia 3 tahun si Kecil sudah bisa mengekspresikan apa yang ia rasakan dan terkadang si Kecil akan mengeluarkan ledakan emosi yang lebih dikenal dengan istilah tantrum.
Mama tidak perlu khawatir jika si Kecil tantrum, karena perilaku tersebut merupakan sebuah hal yang normal dalam tahap perkembangan si Kecil.
Tantrum disebabkan oleh kemampuan si Kecil yang belum sempurna dalam meregulasi emosi. Ia belum bisa membedakan mana cara yang benar dan mana cara yang salah untuk mengekspresikan perasaannya.
Apabila si Kecil mengalami tantrum, Mama dapat melakukan cara berikut untuk membantu si Kecil meregulasi emosinya:
- Mama harus tetap tenang.
- Cari tahu apa penyebab si Kecil tantrum.
- Jangan berteriak kepada anak atau memaksanya untuk diam.
- Coba alihkan perhatian si Kecil dengan membuka buku yang menarik, membuat wajah lucu, atau melihat-lihat benda-benda menarik yang ada di sekitar lokasi.
- Jika si Kecil tantrum di lokasi yang ramai, Mama bisa mengajak si Kecil pindah ke tempat yang lebih tenang.
- Apabila si Kecil berada pada situasi atau lokasi yang membahayakan keselamatannya, Mama perlu segera jauhkan si kecil dari situasi dan lokasi tersebut.
- Mama dapat menggunakan metode time-out jika si Kecil tantrum secara berulang. Walaupun tidak tega, Mama harus secara tegas dan konsisten melakukan time-out. Namun tetap awasi si Kecil selama time-out ya, Ma.
- Jangan menuruti semua kemauan si Kecil hanya karena mereka tantrum.
Jika Mama menyerah pada anak yang sedang tantrum, di kemudian hari, mereka akan menggunakan metode ini untuk mendapatkan apa yang mereka mau.
- Membuat chill-out atau calm-down spot menggunakan cushion, sofa, atau boneka khusus di area sekitar rumah untuk membantu anak mengenali dan meregulasi emosinya.
Ajari anak untuk pergi ke tempat tersebut ketika si Kecil merasa kecewa atau marah. Beri tahu si Kecil bahwa hal tersebut bukan sebuah hukuman namun sebagai cara untuk membantunya menenangkan diri ketika sedang merasakan ledakan emosi. - Ketika anak sudah tenang, beri si Kecil pelukan dan tunjukkan bahwa apapun yang terjadi Mama tetap menyayanginya.
- Dengan bahasa yang lembut dan tenang, Mama dapat meminta anak untuk menceritakan apa yang membuatnya merasa kesal, sedih, marah, atau frustasi.
2. Ajarkan Kedisiplinan
Setiap hari, sedikit demi sedikit, si Kecil akan menguasai kemampuan baru. Setelah itu, ia pasti suka sekali mengulang-ulang kebiasaan mereka dengan cara-cara yang terkadang menguji kesabaran Mama.
Nah, di umurnya yang ketiga ini, Mama dapat mulai mengajari si Kecil batasan-batasan tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan atau kapan waktu si Kecil boleh melakukan sesuatu.
Dengan kata lain, cara mendidik anak balita usia 3 tahun adalah dengan mengajarkannya kedisiplinan. Mama bisa mulai mengajarkan si Kecil untuk merapikan mainannya sendiri ketika selesai digunakan, mulai mengajarkan si Kecil untuk dapat makan sendiri menggunakan alat makan sederhana, dan memberikan jadwal tidur.
Untuk mengajarkan kedisiplinan pada anak, Mama juga dapat melakukan cara-cara berikut ini:
- Mengajarkan batasan - Mengajari anak untuk mengenali hal yang benar dan salah. Disini Mama dan Papa sebagai pengasuh utama harus menjadi contoh nyata untuk si Kecil.
- Menyepakati peraturan - Menyepakati peraturan yang dapat diikuti oleh si Kecil. Pastikan Mama memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh si Kecil.
- Menyepakati konsekuensi - Setelah menyepakati aturan yang akan diterapkan, sekarang saatnya Mama menyepakati konsekuensi apa yang akan diterima ketika si Kecil melanggarnya.
- Mendengarkan si Kecil - Mama tidak boleh buru-buru memberikan label pada si Kecil sebelum mendengarkan sudut pandang si Kecil. Biarkan si Kecil menjelaskan apa yang terjadi dan perhatikan pola ceritanya.
Ketika ia sudah selesai bercerita dan Mama menyadari ada perilaku yang memang harus diluruskan, seperti ketika si Kecil iri dengan teman yang mendapatkan mainan baru, Mama dapat membicarakannya terlebih dahulu alih-alih langsung memberikan hukuman.
- Memberikan reinforcement positif - Cara yang paling ampuh dalam mengajarkan disiplin pada anak adalah dengan memberikan perhatian yang cukup. Perhatikan apa saja yang dilakukan anak dan berikan berbagai macam reinforcement pada setiap tindakan positifnya. Katakan dengan jelas hal baik apa yang telah dilakukan si Kecil dan berikan pujian yang tepat. Contohnya, “What a good job! Selesai bermain bonekanya langsung dikembalikan lagi ke kotak mainan. Sekarang play room Adik jadi rapi.”
- Menahan memberikan respon - Menahan diri untuk tidak memberi respon pada hal-hal yang dilakukan oleh si Kecil memang tidak mudah.
Nah, mulai sekarang, Mama bisa mulai mencoba untuk membiarkan si Kecil melakukan beberapa hal negatif (yang tidak berbahaya) dengan tujuan untuk menghentikan anak mengulangi hal tersebut.
Contohnya saat berulang kali si Kecil meninggalkan mainannya di taman tanpa mau membereskan, biarkan ia melakukan hal tersebut.
Ketika mainannya hilang, ia akan belajar tentang konsekuensi dari tindakannya.
Setelah memahami jika tindakannya menimbulkan konsekuensi tertentu, akan timbul kesadaran di dalam diri si Kecil bahwa, “Aku harus bertanggung jawab menjaga dan merawat mainanku jika tidak mau mainan tersebut hilang.”
3. Ajarkan Berbagi dengan Orang Lain
Selanjutnya, Mama dapat mengajarkan si Kecil untuk berbagi dengan orang lain. Pada usia 3 tahun, si Kecil sudah mulai mengerti konsep “bergantian dan berbagi”.
Mereka mulai mengerti bahwa bergantian untuk memakai suatu barang dan berbagi dengan adil merupakan hal yang baik untuk dilakukan. Walau begitu, si Kecil mungkin masih merasa kesulitan untuk menunggu giliran atau menyerahkan mainannya untuk dipinjam anak lain.
Untuk itu, Mama dapat mengajak si Kecil untuk berlatih berbagi dengan orang lain. Mama bisa mengajak si Kecil untuk membawa bekal biskuit ke sekolah dengan porsi yang lebih banyak untuk dibagikan kepada teman-temannya atau mengajak si Kecil untuk mewarnai satu kertas gambar besar bersama dengan teman-temannya.
Mama juga bisa mengajarkan si Kecil untuk meminjamkan mainan yang telah selesai ia mainkan kepada temannya. Berikan pujian setiap kali si Kecil berhasil menunggu giliran dengan sabar atau dengan senang hati meminjamkan mainannya.
Namun, jangan pernah memaksa si Kecil untuk meminjamkan mainan atau barang apapun yang sedang ia pakai ya, Ma.
4. Menghargai Hal yang Dicapai si Kecil
Walaupun tampaknya sederhana, ternyata penghargaan yang Mama tunjukkan terhadap usaha dan pencapaian si Kecil menimbulkan dampak yang cukup besar.
Penghargaan yang Mama tunjukkan dapat menumbuhkan motivasi di dalam diri si Kecil untuk menunjukkan perilaku yang diharapkan.
Misalkan si Kecil dengan sukarela meminjamkan mainannya kepada adik sepupu yang lebih muda. Bagi anak yang masih berusia 3 tahun, mainan merupakan barang yang sangat berharga.
Kerelaannya untuk berbagi merupakan sebuah pencapaian besar sehingga layak mendapatkan apresiasi dari Mama.
“You are such a good brother to your little sissy! Terima kasih ya sudah meminjamkan mobil-mobilannya kepada Adik. Setelah Adik selesai bermain, nanti mobilnya akan dikembalikan lagi ke Kakak.”
5. Belajar Baca, Tulis, dan Hitung
Pada usia 3 tahun, si Kecil sudah cukup siap untuk diperkenalkan oleh Mama Papa tentang baca, tulis, dan hitung.
Untuk mengenalkan si Kecil pada kegiatan membaca, menulis, dan menghitung, Mama dapat:
- Membacakan Buku Cerita Bergambar - Sebelum waktu si Kecil tidur, Mama dapat membacakan buku cerita bergambar. Ajak si Kecil menjawab pertanyaan setelah cerita selesai dibacakan. Hal ini membantu membangun potensi si Kecil untuk menghafal cerita yang Mama bacakan.
- Menggunakan Flashcard Huruf dan Angka - Si Kecil akan lebih aktif dan suasana belajar terasa menyenangkan menggunakan kartu-kartu ini.
- Memberikan Buku Latihan Menulis - Belajar menulis merupakan sebuah proses yang panjang.
Untuk mendukung proses belajarnya, Mama dapat memberikan buku kosong atau buku khusus latihan menulis. Di usia 3 tahun, si Kecil sangat menyukai kegiatan meniru orang dewasa, hal ini dapat mama jadikan rutinitas latihan untuk si Kecil. Ajak menulis bersama mulai dari coret-coretan dan mewarnai untuk mengembangkan rasa percaya diri si Kecil.
Tips untuk Mama dan Papa dalam Mendidik Anak
Walau begitu Ma, perlu diingat bahwa milestones setiap anak berbeda-beda. Jadi, untuk memaksimalkan kemampuan si Kecil, Mama dapat mendidik anak usia 3 tahun dengan cara:
1. Menunggu Kesiapan Anak
Mama perlu menunggu sampai anak menunjukkan tanda kesiapan untuk belajar sesuatu yang baru, contohnya berbagi apa yang dimiliki si Kecil.
Bila anak terlihat belum siap, alih-alih memaksa si Kecil, Mama dapat memberikan stimulasi terlebih dahulu dan mencoba lagi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian.
2. Jangan Terlalu Keras
Jangan membuat proses belajar sebagai sesuatu yang memberatkan anak, Ma. Misalkan si Kecil sedang belajar untuk makan sendiri dan ia sekarang sudah pintar melakukannya.
Namun, pada satu waktu bisa jadi ia rindu disuapi oleh Mama dan merengek untuk disuapi. Hal ini wajar saja kok, Ma. Sekali-kali menyuapi si Kecil bukan berarti Mama gagal dalam mengajari anak makan sendiri.
3. Jadi Role Model yang Baik
Pada usia ini, Mama sebagai pengasih utama adalah idola si Kecil. Jadi, cara terbaik untuk mengajari si Kecil adalah dengan menjadi contoh nyata.
Jika Mama ingin si Kecil mencintai buku, maka berikan contoh untuk membaca di sore hari sambil duduk santai.
Ajak anak terlibat aktif dalam aktivitas membaca Mama dengan membacakan buku cerita.
4. Bersikap Tegas dan Konsisten
Anak memerlukan aturan dan konsistensi dalam hidupnya sedini mungkin agar terbiasa menjadi pribadi yang disiplin.
Jadi, Mama dan Papa juga harus selalu kompak dan konsisten dalam menerapkan peraturan di rumah agar si Kecil si Kecil mengerti. Jangan sampai ada perdebatan tentang peraturan yang akan diterapkan di depan si Kecil.
Misalkan, Mama hanya membolehkan anak main gadget selama 30 menit dalam sehari, tapi Papa membolehkan si Kecil main lebih lama saat akhir pekan.
Hal ini akan membuat si Kecil kebingungan mana peraturan yang harus diikuti sehingga ia kesulitan dalam belajar kebiasaan hidup yang baik.
5. Jangan Banding-bandingkan Anak
Seperti yang dikatakan sebelumnya, perkembangan setiap anak berbeda-beda. Jadi, Mama tidak perlu khawatir dan membandingkan kemampuan si Kecil dengan anak tetangga atau kolega kerja.
Selama si Kecil masih dalam jalur perkembangan yang normal, Mama hanya perlu mengajaknya untuk check-up secara berkala dan memberikan stimulasi yang tepat.
Apabila dirasa ada gangguan perkembangan, Mama dapat segera berkonsultasi dengan dokter anak kepercayaan.
Itulah cara mendidik anak usia 3 tahun yang perlu Mama ketahui. Mama juga dapat mengetahui sejauh mana perkembangan 8 kemampuan kognitif penting yang menjadi bekal untuk si Kecil menang lewat tes 8 Winning Skills. Mama bisa dapatkan Stimulation Kit gratis di akhir tes nya!